Rabu, 20 Juli 2011

LAPORAN PPL MA ISLAMIYAH MUNDU

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan taraf kehidupan bangsa dan kemajuan umat manusia. Maju mundurnya suatu bangsa tersebut dapat dilihat dari tinggi rendahnya tingkat pendidikan dari bangsa tersebut.
Melalui atau dengan pendidikan diharapkan manusia-manusia indonesia dapat berkembang dan berkualitas sehingga dapat mewujudkan masyarakat indonesia yang cerdas, adil dan makmur, sejahtera dan sentosa seperti yang selama ini dicita-citakan oleh seluruh rakyat indonesia.
Dalam konteks pendidikan tidak akan pernah lepas dari komponen-komponen pendidikan diantaranya seorang pendidik atau pengajar yaitu guru. Yang merupakan satu kesatuan untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi maju sehingga komponen-komponen yang terlibat didalam dunia pendidikan juga harus diupayakan demi kemajuan dan kualitas pendidikan.salah satu komponen tersebut adalah kualitas tenaga pendidik atau pengajar dalam hal ini adalah guru.
Untuk meningkatkan kualitas guru itulah lembaga IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dibekali kepada seluruh mahasiswa fakultas Tarbiyah (pendidikan). Sebelum terjun langsung untuk melaksanakan kinerja guru dan menjadi guru yang sebenarnya di suatu instansi atau lembaga pendidikan.
Dengan adanya program PPL diharapkan fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon dapat menghasilkan guru-guru yang profesional dan berkualitas dibidangnya, bertanggungjawab, beriman, bertaqwa, berkepribadian, dan memiliki ketrampilan yang produktif sebagaimana dengan Visi dan Misi dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon yaitu “Mencetak guru yang profesional dan memiliki akhlaq yang mulia yang diharapkan lulusannya kelak akan mampu meningkatkan mutu pendidikan secara umum”.
Yang dijadikan objek penelitian bagi peserta PPL adalah sistem kegiatan atau program kependidikan yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga kependidikan. Untuk itu diperlukan kerja sama dan koordinasi yang baik antara pihak sekolah, guru pamong dan guru praktikkan serta lembaga IAIN Syekh Nurjati Cirebon agar dapat membantu mewujudkan suasana pelaksanaan PPL dengan baik dan meningkatkan kualitas kinerja guru praktikkan dalam proses kegiatan mengajar.
Dalam praktek PPL ini para calon guru dilatih untuk mempersiapkan diri baik persiapan teori (yang bersifat tertulis) maupun persiapan mental ketika akan mengajar. Selain itu berlatih menyampaikan materi secara langsung kepada siswa serta belajar untuk mengetahui proses pembinaan siswa dan cara mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa di suatu lembaga pendidikan.
Gabungan (perpaduan) antara ilmu, penghayatan (pemahaman) dan pengalaman akan menjadi bekal yang sangat amat berguna bagi calon guru untuk meningkatkan keprofesionalanya.
PPL ini bertujuan agar para calon guru memperoleh pengalaman dan penghayatan secara langsung dalam suatu kegiatan belajar mengajar disekolah.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam kegiatan praktek pengalaman lapangan (PPL) di MAI Mundu Kabupaten Cirebon adalah :
1. Bagaimana motivasi mahasiswa terhadap kegiatan PPL?
2. Bagaimana pelaksanaan tugas praktek kependidikan di MAI Mundu Kabupaten Cirebon?
3. Bagaimana kondisi obyektif di MAI Mundu Kabupaten Cirebon?

C. Langkah-langkah yang Ditempuh
1. Menentukan Sumber Data
Dalam menentukan sumber data kami menggunakan data empirik. Sumber data tersebut kami peroleh dari :
a. Kepala Sekolah MAI Mundu Kabupaten Cirebon.
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Guru Bidang studi Biolog i(Guru pamong)
d. Staf tata usaha
e. Siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang telah kami peroleh,maka kami mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data secara langsung melalui pengamatan ke lokasi yaitu sekolah MAI Mundu Kabupaten Cirebon agar kami memperoleh gambaran kondisi obyektif tentang suasana dan kondisi belajar mengajar disekolah tersebut.
b. Wawancara
Teknik ini digunakan berupa tanya jawab langsung kepada pihak yang berkaitan dengan data yang kami perlukan, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa.
c. Studi Dokumentasi
Dalam teknik studi dokumentasi ini kami mengutip data tentang identitas sekolah, sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah serta segala hal yang berkaitan dengan data yang kami analisis.
3. Teknik Deskripsi dan Analisa
a. Teknik Deskripsi
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh deskripsi tentang keberadaan MAI Mundu Kabupaten Cirebon yang meliputi tentang : lingkungan sekolah, personalia sekolah, kurikulum KBM, bentuk kegiatan ekstrakulikuler, sarana administrasi, BPO dan perpustakaan.
b. Teknik Analisa Data
Dalam teknik ini, kami mempergunakan analitik logis yaitu analisis dipergunakan untuk memperoleh data yang sifatnya kualitatif dan dalam bentuk uraian yang sifatnya sistematis.

















BAB II
DESKRIPSI HASIL OBSERVASI


A. Identitas Sekolah/Madrasah
1. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Islamiyah ( MAI )
2. N S M : 31 2 32 11 08 788
3. Alamat Madrasah : Jl. Karang sari III No. 46 Mundupesisir Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon
4. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B
5. Nomor SK : B/Kw.10.4/MA/09/026/2006
6. Waktu Belajar : Pagi Hari

B. Data Siswa dan Rombel Tahun 2010/2011 :
Kelas/
Tingkat Rombongan
Belajar Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan Jumlah
X 1 38 33 71
XI IPA 1 13 12 25
XI IPS 1 21 6 27
XII IPA 1 8 15 23
XII IPS 1 27 6 33
Jumlah 6 107 71 179

C. Keadaan Guru/Pegawai

Guru Tetap Guru Honor TU Tetap TU Honor
16 9 - 2

D. Keadaan dan Fasilitas Madrasah :
1. Luas Tanah : 1080 m2
2. Luas bangunan : 360 m2
3. Ruang Perpustakaan : Belum ada
4. Buku Perpustakaan : Ada
5. Peralatan Praktek KBM : Ada
6. Ruang Guru / TU : 1 Ruang/Belum ada
7. Meja Kursi Guru : 10 Set
8. Ruang Belajar : 6 ruang
9. Meja Kursi Siswa : 120 set




E. Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang digunakan untuk kelas X, XI dan XII semuanya telah memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

F. Bentuk-bentuk Kegiatan Ekstrakulikuler
1. Pramuka dan Paskibra
a. Pelatihan Mingguan
b. Perkemahan
2. OSIS
a. Upacara Bendera
b. Pelantikan dan Orientasi Siswa
c. Pelepasan dan Perpisahan Kelas XII
3. PHBI
a. Isro Mi’raj
b. Maulid Nabi Muhammad SAW
c. Peringatan 1 Muharram
4. PHBN
a. Peringatan HUT RI 17 Agustus

G. Bimbingan Penyuluhan (BP)/ Bimbingan Karier (BK)
1. Struktur organisasi BP/BK ditangani oleh :
a. Kepala sekolah sebagai supervisor di MAI Mundu Kabupaten Cirebon bersama wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, bidang kurikulum, bidang humas, bidang kesiswaan.
b. Guru bidang studi berhubungan timbale balik dengan guru BP/BK dan staff
c. Wali kelas masing-masing dari kelas X, XI dan kelas XII.
d. Pada akkhirnya BP/BK akan sampai pada siswa.
2. Visi dan misi BP/BK sebagai berikut:
a. Visi:
Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan harkat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dan berhubungan dengan manusia dan alam semesta.
b. Misi:
Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupan sehari-hari sebagai siswa.
 Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan.
 Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual.
 Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, AQ.
 Pengaktualisasi diri secara optimal.
3. Tujuan Bimbingan Penyuluhan (BP) /Bimbingan Konseling (BK)
Tujuan utama BK adalah membantu siswa didik dalam mengembangkan potensi dan kemampuan secara optimal pada perkembangan, tujuan umum ini diarahkan kepada pengenalan diri sendiri dan hubungan pengembangan diri dan pengembangan karier. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari baik kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun karier. Arah yang dimaksud itu secara langsung dikaitkan kepada potensi peserta didik.
Tujuan tersebut secara lebih khusus dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang dimiliki, keefektifan kehidupan peserta didik termasuk kompetensi dalam mengantisipasi, menangani dan memecahkan masalah. SMA khususnya diharápkan memiliki kompetensi.
 Keimanan dan ketakwaan sesuai ajaran Agama.
 Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan.
 Menguasai pengetahuan akademis secara teoritis belajar untuk melanjutkan pendidikan.
 Mengalih fungsikan kemampuan akademis dan keterampilan berkarya untuk kehidupan berkeluarga di masyarakat lokal, regional, dan internasional
 Menghargai dan berekspresi seni.
 Mengembangkan pola hidup berdasarkan nilai-nilai kebersihan, kesehatan rohani, dan kebugaran jasmani.
4. Tugas dan Fungsi BP/BK
a. Bidang Bimbingan Pribadi
 Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beruuan dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Pemantapan pemahaman tentang potensi dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan positif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasyarakat.
 Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat serta penyaluran dan pengembangannya.
 Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan penanggulangannya.
 Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkannya secara mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai-nilai serta apresiasi seni.
 Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik jasmani maupun rohani termasuk perencanaan hidup berkeluarga.
b. Bidang Bimbingan Sosial
 Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik lisan atau tulisan secara efektif, efisien, dan produktif.
 Pernantapan kemampuan merencanakan dan mengemukakan pendapat serta berorganisasi secara dinamis dan kreatif.
 Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan hidup baik di rumah, sekolah, tempat kerja, unit produksi dengan tinggi, tata krama serta nilai agama, adat istiadat, hukum.
 Pemantapan hubungan yang dinamis harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik di sekolah maupun di sekolah lain.
 Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah, lingkungan serta upaya pelaksanaan secara dinamis.
 Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c. Bimbingan Belajar
 Pemantapan dan kebiasaan belajar yang efisien serta produktif baik dalam mencari informasi dan berbagai sumber belajar, bersikap baik pada guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani program penilaian hasil belajar.
 Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA/SMK/MA sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan seni.
 Pemantapan pemahaman dan pemahaman berdisiplin sosial yang ada di sekolah.
 Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
d. Bimbingan Karier
 Pemantapan pemahaman dan berkenaan dengan kecerdasan.
 Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan.
 Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 Penjelasan berbagai peluang kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA.
 Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kehendak potensi yang dimilikinya.
5. Kegiatan layanan BP/BK
a. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan baru yang dimasuki untuk mempermudah dan memperlancar peranannya sebagai peserta didik di lingkungan yang baru dan beban target yang harus dicapai.
 Memahami tujuan kurikulum.
 Penyesuaian diri dengan tempat, lingkungan, guru, teman, aturan yang baru serta fasilitas lain (ibadah, olahraga, dll).
 Memahami karakteristik program sekolah.
b. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
 Menjelaskan tentang kurikulum sekolah dan segala aspeknya.
 Memberikan berbagai informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan segala aspeknya, potensi, fasilitas yang mendukung perkembangan siswa secara optimal.
 Menjelaskan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan dalam perkembangan studi lanjut maupun arah karier.
c. Layanan Pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri yang berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang baik, pola pikir, pola belajar yang baik dan fokus ke arah penguasaan optimal.
Misal : mempelajari berbagai strategi belajar yang efktif dan efisien Qenyelesaian masalah belajar, teknik-teknik membaca, mencatat, menghitung cepat dan SMART, dll).
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran serta pelayanan yang optimal sesuai dengan bakat, minat, dan kondisi fisik maupun psikis siswa didik.
 Menempatkan dan menyalurkan siswa dalam jurusan yang sesuai dengan pilihan bakat dan minatnya.
 Menempatkan dalam posisi didik yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
 Menempatkan dan menyalurkan dalam kegiatan belajar kelompok, kegiatan ekstra sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
e. Layanan Konseling Perorangan
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah yang dihadapinya. Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya baik masalah pribadi, belajar, sosial maupun karier.
f. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah yang dihadapinya, melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok. Menyelesaikan masalah pribadi melalui konseling kelompok.

H. Dewan Sekolah
1. Struktur Organisasi dan Personalia
Seiring dengan tekad Pemerintahan Daerah Jawa Barat untuk menjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi dan mitra terdepan Ibu Kota Negara Republik Indonesia pada tahun 2010. Dinas Pendidikan berupaya menata program pendidikan adalah dengan melalui implementasi Menegement Berbasis Sekolah (MBS) dan Pembentukan Dewan Sekolah (DS) sejalan dengan pelaksanaan LTU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Pembagian Kewenangan antara pusat dan daerah yang membawa nuansa baru dalam pengelolaan system pendidikan.
Dewan Sekolah (DS) merupakan suatu badan lembaga non politis dan Profit yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh steke holder (yang berkepentingan) di sekolah dan berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kwalitas prosese dan hasil pendidikan.
Menuju kepada Pembentukan Dewan Sekolah (DS) artinya implementasi Management Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Aliyah Islamiyah (MAI) Mundu Kabupaten Cirebon berdasarkan hasil musyawarah pihak sekolah. dengan anggota (orang tua siswa) telah terbentuk Pengurus Dewan Sekolah MAI Mundu Kabupaten Cirebon.
2. Tugas dan Fungsi Dewan Sekolah
Mewadahi dan meningkatkan partisipasi para steke holder (yang berkepentingan) pendidikan pada tingkat sekolah untuk membantu merumuskan, menetapkan, melaksanakan dan memonitori pelaksanaan kebijakan sekolah.
3. Kegiatan Dewan Sekolah
a. Pola Pembagian Kegiatan Dewan Sekolah
 Pembagian Kewenangan Dewan Sekolah ditetapkan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD/ART.
 Hak dan Kewajiban anggota dan Pengurus Dewan Sekolah
 Peran anggota dan Pengurus Dewan Sekolah berdasarkan rincian tugas masing-masing dalam AD/ART.
 Pihak sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Staff Tata Usaha) merupakan Mitra sejajar yang mempunyai peran dan wewenang professional kependidikan sesuai tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.
b. Kegiatan Dewan Sekolah
Dewan Sekolah yang telah dibentuk dalam posisinya sebagai mitra kerja sekolah mempunyai kegiatan sebagai berikut:
 Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD/ART.
 Bersama-sama sekolah menetapkan rencana strategis pengembangan sekolah.
 Bersama-sama sekolah menetapkan standar pelayanan sekolah.
 Bersama-sama sekolah membahas bentuk kesejahteraan personil sekolah dan bersama-sama sekolali menetapkan RAPBS.
 Mengkaji pertanggung jawaban program sekolah dan mengkaji kinerja sekolah.
 Merekomendasikan kepala sekolah atau guru yang berprestasi dan memenuhi persyaratan profesionalisme serta administrasi sesuai peraturan yang berlaku untuk promosi dan mutasi diajukan kepada pihak yang berwenang.
 Merekomendasikan bagi kepala sekolah atau guru yang melanggar etika profesionalisme dan admnistratif secara normative sesuai peraturan yang berlaku diajukan kepada pihak berwenang untuk ditindak lanjuti.
4. Masalah dan Kendala
Masalah dan Kendala yang dihadapi Dewan Sekolah sebagai berikut:
a. Perbedaan visi, misi dan kinerja pengajaran sekolah
b. Keanekaragaman status social orangtua siswa

























BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM


A. Praktek Mengajar
Mahasiswa fakultas Tarbiyah yang melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di MAI Mundu Kabupaten Cirebon minimal melaksanakan enam kali pertemuan, dengan satu kali pertemuan disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran pada hari itu, materi jam pelajaran yang telah ditentukan oleh masing masing guru pamong mata pelajaran. Setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu 2 x 40 menit.
PPL ini bertujuan agar mahasiswa fakultas Tarbiyah sebagai peserta PPL dapat memperoleh pengalaman dan penghayatan secara langsung dalam kegiatan mengajar (real teaching). Sebelum melaksanakan praktek mengajar para calon guru diwajibkan untuk membuat persiapan mengajar secara matang, terperinci dan terencana dengan baik. baik persiapan tertulis, berupa Program Semester, Bahan ajar, Silabus serta lain-lain ataupun persiapan tidak tertulis misalnya persiapan mental dalam diri masing-masing untuk menghadapi siswa.
1. Tahapan Kegiatan antara lain:
a. Tahapan Awal
Membuat jadwal praktek mengajar yang ditentukan oleh dan berkoordinir dengan guru pamong di MAI Mundu Kabupaten Cirebon dengan memperhatikan jumlah peserta PPL.
b. Tahapan Persiapan
 Membuat persiapan tertulis dan mengadakan persiapan mental setiap kali akan praktek. Dalam hal ini peserta PPL membuat rencana / skenario pembelajaran dan silabus pembelajaran
 Menentukan teknis dan metode pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa dengan merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengajaran
 Membuat presensi siswa dan menggunakan prosedur yang baik dalam mengajar
 Merencanakan. menciptakan. dan mengajukan pembuatan alat peraga
c. Tahapan Pelaksanaan
 Memberikan Pree-tes secara lisan
 Menyampaikan pokok materi yang akan disampaikan
 Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
 Memberikan kesimpulan materi
 Berpartisipasi dalam mengawasi dan memperhatikan interaksi siswa sehari-hari pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
 Memberikan Post-test
d. Tahapan Penilaian
Tahapan yang diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam menangkap, memahami dan menguasai materi yang diajarkan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan guru praktek dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima dengan baik oleh siswa. Penilaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara lisan dan tulisan. Penilaian secara lisan dalam hal untuk mengetahui respon mereka dalam mengikuti materi yang diberikan dan secara tulisan. Dalam kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, para praktikan diwajibkan menerangkan butir-butir pembelajaran kepada siswa dan dilanjutkan dengan memberikan latihan tentang materi pelajaran yang disampaikan.
2. Aspek-aspek Dalam Praktek Mengajar
a. Mempelajari dan mengingat nama-nama siswa-siswi MAI Mundu Kabupaten Cirebon Kelas X dan XI maupun XII supaya memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi dengan siswa ketika pelaksanaan KBM
b. Memperhatikan dan mengenal siswa yang terbaik dan kurang baik di kelas
c. Memperhatikan kondisi fisik dan interaksi-interaksi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.

B. Prinsip dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler siswa diberikan kebebasan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Adapun selama ada guru pratikan di MAI Mundu Kabupaten Cirebon, para pratikan dilibatkan secara aktif dan diwajibkan mengikuti upacara bendera setiap hari Senin.

C. Partisipasi dalam Pembinaan Siswa
Calon guru diharapkan dapat melaksanakan tugas mengajar dengan secara baik, maka harus ikut serta dalam proses melaksanakan pembinaan siswa dan mengetahui segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi didalam pembinaan siswa.
Dalam hal ini para praktikan memperoleh dan mendapatkan kesempatan secara langsung berpartisipasi dalam pembinaan siswa termasuk juga memberikan bimbingan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, agar para praktikan memperoleh pengalaman dan penghayatan secara langsung berinteraksi dengan siswa.
Kegiatan pembinaan dan mengenal siswa dilaksanakan selama praktik kependidikan dan pengajaran berlangsung. Sehubungan dengan itu, maka peranan komunikasi antara guru praktikan dengan guru bimbingan menjadi salah satu hal penting untuk mengetahui segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dan memperoleh cara dan metode untuk mengatasi permasalahan.
Partisipasi dalam pembinaan siswa dan permasalahan yang dihadapi dalam pembinan siswa merupakan proses belajar mengenal siswa yang dilakukan dengan mengadakan wawancara bebas dengan siswa mengenai kebiasaan belajar siswa, hobbi yang digemari siswa, tugas yang dikerjakan siswa di rumah, persoalan yang dihadapi di rumah serta di sekolah, dan juga perhatian pihak-pihak di sekolah dan keluarga terhadap persoalan dan kesulitan yang dihadapi siswa. Sehingga praktikan akan dapat berpartisipasi terhadap petugas bimbingan dalam membantu memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalarni kesulitan belajar.

D. Partisipasi dalam Pengelolaan Kelas
Proses belajar mengajar di MAI Mundu Kabupaten Cirebon berlangsung di dalarn kelas yang secara umum berlangsung dengan baik. Guru mengajar mata pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang dipilih dan siswa mengikutinya serta menerima pembelajaran tersebut. Interaksi ini memberikan perubahan pada diri siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan serta didukung oleh penggunaan metode dan alat pelajaran yang ada untuk membantu memperjelas dan memudahkan materi pembelajaran.
Gairah serta semangat guru dan siswa di MAI Mundu Kabupaten Cirebon dalam proses belajar mengajar ditunjang oleh usaha-usaha pengelolaan kelas yang cukup baik. Semua sarana dan fasilitas yang dimiliki sebuah kelas ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan mampu menggugah semangat belajar mengajar. Pengelolaan kelas tampak dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penempatan siswa, usaha ini pada awalnya dilakukan oleh guru kelas atau biasanya disebut wali kelas dengan memperhatikan keinginan siswa untuk menempatkan atau memposisikan dirinya duduk di bangku/kursi yang diinginkan. Selanjutnya berdasarkan kemampuan panca indera siswa, secara umum siswa ditempatkan pada masing-masing bangku/kursi satu meja sebanyak 2 orang, laki-laki dengan laki dan perempuan dengan perempuan
2. Pengaturan sarana dan fasilitas kelas dilakukan bersama-sama antara guru kelas dengan siswa pada kelas tersebut. Sarana dan fasilitas kelas dimaksudkan adalah benda-benda yang terdapat dan dimiliki oleh suatu kelas yang merupakan pemberian dan pihak sekolah, ada juga yang diadakan oleh wali kelas dan para siswa. Contohnya sarana kelas adalah taplak meja, vas bunga, spidol, kotak, sipdol penghapus, gambar-gambar, sapu, dan lain sebagainya.
3. Melengkapi, mengatur dan melaksanakan administrasi kelas dilakukan bersama-sama dengan wali kelas/guru kelas dan siswa pada khususnya dan guru-guru mata pelajaran pada umumnya. Administrasi kelas yang dimaksud adalah segala hal yang berkaitan dengan sistem administrasi yang umumnya pembukuan yang bersifat tertulis, misalnya papan absensi kelas, buku absensi siswa, buku absensi mengajar bagi guru, buku-buku paket dan buku-buku latihan siswa. Dari pihak sekolah hanya memberi sebagian yang benar-benar dianggap urgen dan penting dalam menunjang proses belajar mengajar misalnya dalam pengadaan spidol, white board, tinta isi ulang spidol, penghapus, buku absensi guru, media/alat pelajaran dan lain sebagainya. Sedangkan sarana pendukung lainnya diadakan oleh wali kelas dan para siswanya, misalnya membeli dengan uang yang dikumpulan dari siswa. Hasil keterampilan tangan siswa atau cara-cara lain yang dianggap baik dan memberikan pendidikan kepada para siswa.














BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa fakultas Tarbiyah adalah salah satu upaya mempersiapkan tenaga pendidik atau calon guru yang profesional.
2. Salah satu keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di MAI Mundu Kabupaten Cirebon adalah beberapa faktor antara lain faktor intern sekolah dan ekstern sekolah. Faktor intern sekolah meliputi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, media serta adanya sarana pembelajaran yang mendukung. Sedangkan dari faktor ekstern yaitu adanya keterlibatan orang tua siswa dalam mendidik anak, mengawasi jalannya pendidikan anak di sekolah, apakah semakin baik atau semakin menurun. Apalagi ditunjang dengan pendidikan yang berkurikulum tingkat satuan pendidikan.
3. Keberadaan dan kemajuan MAI Mundu Kabupaten Cirebon didukung juga oleh para alumni dan Dewan Sekolah yang cukup baik dalam mengelola pendidikan.
4. Keberadaan bimbingan penyuluhan dan konseling dilingkungan MAI Mundu Kabupaten Cirebon merupakan upaya pencapaian keberhasilan belajar siswa pada khususnya.

B. Saran-Saran
1. Hendaknya Pengalaman dan seluruh hasil Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat dijadikan hasil yang sangat berharga dan bekal bagi seorang calon guru sehingga kelak menjadi guru.
2. Agar pelaksanaan PPL akan lebih terarah, berkualitas maka perlu adanya kerjasama dengan baik antara pihak-pihak yang terkait sehingga dapat meningkatkan mutu para lulusan dan akademik.
3. Hendaknya adanya perhatian secara khusus dan intensif dari dosen pembimbing dan persiapan yang matang dari para praktikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar